Kamis, 16 April 2015

Alat-Alat Mikroskop



Lensa Okuler
Lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa yang berfungsi untuk membentuk bayangan maya,objek ,tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
 Ada 3 buah lensa dengan perbesaran, yaitu: 5 x, 10 x, dan 15 x(untuk perbesaran).

Lensa Objektif
L
ensa ini berada dekat pada objek yang di amati dan  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
Ada 4 buah lensa dengan perbesaran, yaitu: 4 x, 10 x, 45 x, dan 100 x.

Diafragma
Untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa objektif.

Cermin
Berfungsi untuk mengarahkan cahaya pada objek. Ada dua buah cermin, yaitu:
   - Cermin datar, digunakan ketika cahaya yang dibutuhkan terpen uhi.
    -Cermin cekung, digunakan ketika cahayanya kurang dan  untuk mengumpulkan cahaya.

Tabung Mikroskop (Tubus)
Untuk menghubungkan lensa okuler dengan objektif dan mengatur fokus.

Meja Preparat
Sebagai tempat untuk meletakkan objek yang diamati. Bagian meja terdapat lubang untuk melewatkan sinar.

Penjepit Objek (Klip)
Untuk menjepit preparat agar kedudukannya tidak berubah saat diamati.

Lengan Mikroskop
Digunakan sebagai pengangan.

Mikrometer
Untuk menjauhkan dan mendekatkan objek terhadap preparat secara perlahan dan halus. 

Makrometer
Untuk menggerakkan tubus keatas dan kebawah dengan cepat.

Kondensor
Untuk mengumpulkan cahaya yang masuk.

Sendi Inklinasi
Untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.


Revolver
R
evolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

Selasa, 14 April 2015

Tato Suci Membekas Di Hati

-Anatai_Koi
            
          Tato di tangannya merupakan ciri khasnya. Aku tak peduli. Aku akan tetap menyukai hal itu. Meski dia sering memperlakukanku dengan kasar dan tidak peduli. Aku berusaha ingin menyukai tatonya…
            Paginya aku berjalan menuju sekolah, yang entah apa tujuanku ke sekolah. Hanya saja yang ada dipikiranku adalah absenku, absenku.. dan melihat dia apakah absen atau bersekolah. Saat kutaruh tasku di pegangan kursi, kuberjalan mendekati jendela, berharap dapat melihatnya sedang berjalan dari lantai bawah. Memang dia datang, menuju kelas… tetapi tato khas-nya itu menghilang—membekas?

            Istirahat berlangsung lumrah dikantin, tetapi dia berdiam diri diujung kelas, sendiri. Sambil membawa nasi soto kesukannya aku berjalan. Menyapa, “Hai!” dan dia hanya tersenyum.
“Kenapa diem??” Tanyaku.
“Ada apa tuh bawa nasi soto…, buat Ari yah?”
.Senang, dia masih sopan padaku, memanggil dirinya dengan sebutan “Ari”. Aku senang dia sudah tidak kasar lagi. Memandangnya, begitu tenang.
“Wezz! Jangan melamun. Kesamber petir loh…!” Ucapnya mengancam.
“Idih! Nih, pokoknya ini itu nasi soto yang masih hangat” Jawabku, dengan kata “masih” yang agak panjang.
“Buat Ari?” Tanya sudah gembira.
“Pengennya…??” Akupun meliriknya dengan kedipan mata dan tersenyum. Diapun segera mengambil mangkuk nasi soto itu dan memakannya lahap.
Kami bercanda setelahnya. Tidak ada yang salah dengan momen ini.., sangat sempurna.

            Malamnya aku mandi dan memakai baju tidur. Sambil mengelap rambut yang basah dengan handuk, aku membuka kotak hitam yang berisi tinta-tinta hitam… bertanya-tanya dalam hati, “kemana tato khas-nya itu?”. Bayangan wajahnyapun sekilas terlewat, mengatakan esok’kan menanti, tidurlah…
Tidurku. Malamku. Malam yang indah dan begitu terang dengan kelembutan cahaya rembulan. Aku memimpikannya, kita berjalan di tengah hutan dengan taman bunga ditengahnya, kemudian dia berkata “maaf” untuk perasaanku padanya… ari sedang menanti hati perempuan, hati perempuan yang begitu tulus dan suci, dibanding aku yang hanya dianggap “kenal” saja.

***